Minggu, 22 April 2018

Cerita Dewasa - Terjebak dalam lift

Pembaca yg budiman, masih ingat ketika jakarta dilanda banjir bandang? ketika itu di mana mana ada genangan air setinggi paha orang dewasa, macet berkilo-kilo meter, mobil mobil pada mogok tanpa bergerak.

Ketika itu terjadi, aku masih di Gedung Summit Mas Sudirman Jakarta saking kesalnya, kebetulan hari sudah sore menginjak malam, malah aku ditanyakan satpam kalo aku merupakan tamu yang masih tertinggal. lainnya sudah pada turun, sendiri berada di lantai tertinggi. Bagaimana bisa pulang jika jalanan di bawah sana macet total?

Aku kemudian keluar juga dari ruangan itu, kutinggalkan temanku yang akan turun sejam lagi. Aku langsung menuju ke lift, aku menunggu lift yang naik turun tak karuan, ketika naik eh malah turun lagi. Entah siapa yang maninin, kurang satu lantai lagi lift itu akan naik, kutunggu, tak lama akhirnya lift itu terbuka juga. Ketika lift itu terbuka mataku terpana melihat seorang wanita berjilbab berada di dalam yang tak kalah terkejutnya

“Burhaaaaaaaaaan .. surprise nich .. apa kabar Han ?” sapa seorang wanita berjilbab yang telah kukenal semenjak aku kuliah, walau kami tidak pernah kuliah bareng, namun aku mengenal wanita yang berjilbab ini cukup lama. aku dikenalkan oleh temanku sutradara sinetron Love in Bombay sekitar tahun 2008.

Ketika itu status Annisa masih menjadi istri Adjie Pangestu. namun pada saat Sinetron Love in Bombay mengambil shooting di New Delhi, India kudengar kabar burung bahwa Annisa terlibat affair dengan pria lawan mainnya di sinetron tsb yg kini menjadi suaminya, Sutan Djorghi
bisik bisik di dunia artis mengatakan jika perempuan ini memang maniak gituan dan doyan lelaki dengan ‘batang’ yg gede. baca terus kisah ini ya…

Aku tersenyum memandang kesintalan wanita ini yang selama ini sering vakum di dunia artis karena kesibukannya sebagai seorang ibu rumah tangga. Kami bersalaman dan terlibat obrolan yang membuat kami seakan akan teman dekat, wanita berjilbab ini merupakan seorang artis yang alim, lebih alim lagi karena berjilbab, jilbab warna coklat yang sering dikenakan itu sungguh membuatku gatal pengin mencoba kesempitan memeknya, sialnya kami hanya berdua saja di lift itu.

“Tumben kamu bisa di sini ?” tanya Annisa Trihapsari dengan tersenyum
“Iya nich .. kesempatan berduaan dengan Mbak Annisa “ gurauku yang disambut dengan cubitan tangan Annisa Trihapsari.
“Ada perlu apa sih di sini ?” tanya Annisa Trihapsari padaku dengan tersenyum memaling padaku
“Yaa .. urusan kencanlah .. “ kataku masih menggoda
“Idih .. kamu sudah punya pacar ?” tanya Annisa Trihapsari dengan penuh selidik
“Sedang pedekate “
“Siapa orangnya ?” tanya Annisa Trihapsari seperti penasaran
“Mbak Annisa namanya “ jawabku enteng
“Haaaaaalaaaaaah “ cubit Annisa Trihapsari semakin gemes.

Entah kenapa lift jalannya seperti keong, tak seperti biasa, mendadak ada goncangan besar, seperti ada gempa, Annisa Trihapsari menjadi panik dan memegang tanganku, aku pun mencoba melindungi wanita ini, dua kali goncangan itu membuat Annisa Trihapsari malah semakin merapat pada tubuhku

“Haan .. aku takut nih .. kayak ada gempaa .. duuuh .. sial di sini “ keluh Annisa Trihapsari dengan cemas
“Tenang aja Mbak .. ndak apa apa kok .. “ kataku dengan memeluknya erat dan mengelus elus punggungnya di balik jilbab warna coklat itu.

Kami terjebak dalam lift yang tiba tiba mati, bahkan belum mencapai lantai bawahnya, namun lampu darurat hidup, tak ada suara apa apa kecuali hembusan kami yang dekat itu, Annisa Trihapsari tiba tiba menarik tanganku, apalagi dada yang kenyal itu merapat ke dadaku, sehingga aku bisa merasakan keempukan dan kekenyalan buah dada Annisa Trihapsari.

“Gimana nih Han .. kita terjebak macet “ sungut Annisa Trihapsari yang justru makin kelihatan cantik di tengah lampu darurat yang setengah gelap itu, kembali kurengkuk badannya agar tidak ketakutan, malah kini aku semakin nakal menurunkan tanganku sampai pantat Annisa Trihapsari yang tidak sadar kalau aku sudah sampai jauh hendak menggerayangi pantatnya yang berisi itu, Annisa Trihapsari mengambil hape dari tasnya, belum sempat memanggil hapenya kehabisan strum
“Sial nich .. payah . hari yang sial “ keluh Annisa Trihapsari dengan kesal, kuremas pelan pantat Annisa Trihapsari sampai membuat Annisa Trihapsari terkejut
“Han .. jangan kurang ajar aaaaaaaaah “ sungut Annisa Trihapsari yang tetap tidak menepis tanganku meremas pantatnya, namun kemudian tersenyum padaku. Sehingga aku kemudian meremas lagi lebih kuat membuat Annisa Trihapsari menjadi terpekik.

Annisa Trihapsari kini mulai berontak, namun aku kuat menahannya sehingga Annisa Trihapsari tetap dalam pelukan, lagian posisi Annisa Trihapsari berada merapat di pojokan lift, kakiku langsung menahan gerakan badannya yang hendak maju, setiap aku meremas pantat lembut itu Annisa Trihapsari terpejam merasakan nikmatnya diremes di bagian bokongnya yang berisi itu, pakaian rok terusan itu terasa memudahkan aku bermain dengan pantatnya, hembusan nafas yang tegang membuat aku semakin mendapat angin, kuserongkan mukaku ketika Annisa Trihapsari memejamkan matanya menikmati remasan tanganku di pantat wanita berjilbab ini

“uuuuh .. ssssshhh .. sssssshhh “ desah Annisa Trihapsari dengan suara yang terasa terdengar jelas di telinganku, bibirku semakin dekat ketika Annisa Trihapsari masih memejamkan matanya, kukecup bibirnya itu membuat Annisa Trihapsari menjadi terkejut dan membuka matanya
“Haaaaan .. apa yang kau lakukan ?” sontak Annisa Trihapsari terkejut hendak berontak, namun terlambat aku langsung kembali menyambar bibirnya dan kupagut, Annisa Trihapsari tidak berontak, namun tidak menanggapi pagutanku.

Lama-lama bibir itu terbuka dan menanggapi pagutanku, kami berpagutan dengan pelan, Annisa Trihapsari menikmati setiap pagutan itu, sampai nafas kami mulai terpacu, tanganku semakin nakal meremas pantat dengan tangan kananku, sedang tangan kiriku semakin nakal memegang payudaranya dan kuremas. Annisa Trihapsari semakin terbakar birahinya, namun tak berapa lama kemudian Annisa Trihapsari tertahan dengan kenakalanku itu.

“Haaaaaaaaan !” pekik Annisa Trihapsari yang terkejut
“Apa yang telah kita lakukan ?” tanya Annisa Trihapsari dengan perasaan kaget dan bingung, namun tetap saja tidak menepis kedua tanganku yang masih nemplok di pantat dan buah dadanya itu, aku kembali langsung menyerbu bibirnya, kutahan kepalanya sampai merapat ke dinding dan kami kembali bertautan bibir dengan rakusnya, kuelus elus juga di jilbab warna coklat itu.

“Ssssssssssshhh sssssssssshhh hhh …….ssssssssssshhh ssssssshhh hhh ..ngg ..ngggg .. mmmmmhhh … sssssssssshhhh hhhh “ desis Annisa Trihapsari yang semakin tidak karuan, pelan pelan kutarik tangan Annisa Trihapsari turun dan ketika sampai di selakangan langsung kuarahkan ke batangku yang sudah ngaceng tak terkira itu. Annisa Trihapsari sampai melotot matanya ketika tangannya meremas batangku, kemudian tangan kirinya mendorong kepalaku, nafasnya seolah memburu dengan cepat, namun kepalanya kemudian menunduk, kusingkapkan jilbab bagian depan yang menutupi buah dadanya itu.

“Jangan terlalu jauh Han .. aku ini muslimah berjilbab, istri orang pula .. tak baik Han “ tolak Annisa Trihapsari yang masih terasa aneh bagiku karena tangannya tetap berada di selakanganku memegang batangku yang besar itu, aku langsung kembali menyambar bibirnya dengan rakus itu, Annisa Trihapsari kembali tenggelam dalam pagutan dan lumatan itu. Tanganku semakin nakal, kunaikan roknya itu, susah memang rok panjang itu, kutekan pundaknya agar melorot dan kami pun saling berpagutan sambil melorot pelan pelan sampai kami jongkok.
“Sssssssssssh Haaaan .. uuuuuuuuhh “ lenguh Annisa Trihapsari dengan suara yang dikecilkan itu.
“Sekali saja deh mbakyu .. kita quickie yuuk .. “ ajakku semakin tenggelam terhadap kemolekan artis ini, buah dadanya itu yang kusuka ditunjang dengan kekenyalan pantatnya.

Posisi jongkok sangat menguntungkan aku, sehingga aku bisa masuk ke dalam roknya dan mengelus pahanya yang mulus itu, tanganku kemudian langsung turun dan mengelus elus celana dalamnya warna putih itu, vaginanya membasah terangsang birahi, Annisa Trihapsari membuka pahanya dengan lebar, kusingkapkan lebih lebar rok panjang itu, kemudian aku menarik celana dalamnya melorot. Annisa Trihapsari sampai terpekik.

“Han .. jangaaaaaaan ..aaaaaaaah “ tolak Annisa Trihapsari ketika kepalaku hendak mencapai gudukan di tengah segitiga emasnya itu, tangan yang kuat itu menahan seolah tak rela bagian aurat wanita bejilbab ini kuoral, tangannya kusingkirkan dengan kuat, sehingga kini tangannya tidak menahan di jidatku, aku langsung menciumi vaginanya, Annisa Trihapsari kemudian menjambakku namun terlambat aku sudah keburu menjilati memeknya
“Aaaaaaaaaaaaaaaauh Haan .. pleasee .. jangan aaaaaaah sssssssshhh ssssssssshh .. aaaaaaaoh .. sssssshh .. “ desis Annisa Trihapsari dengan jambakan semakin tidak kuat dan melepas tangannya, aku kemudian semakin berani dengan menempelkan bibirku dan kusedot memeknya
“Ooooooh Haaaaaan aaaaaaaaaah enaaaaaaaaak “ lenguh Annisa Trihapsari tak karuan dengan mata terpejam erat, aku terus melakukan jilatan demi jilatan itu, posisiku membungkuk dengan pantatku nungging itu bertopang dengan kedua lututku.

Vaginanya semakin membasah dengan cepat, kujilati memeknya itu dengan lidahku, kutarik tangannya dan kembali kuarahkan ke penisku, sedang aku tetap bermain dengan memeknya yang sempit itu, jemutnya tipis dan rapi, baunya harum bercampur amis. Gelombang nafsu birahi membakar Annisa Trihapsari yang semakin melenguh seiring kenakalanku bermain di vaginanya itu.

“Teruuus Haaaaaaaaaan .. jangan berhenti aaaaaaah .. enaaaaaaak “ Annisa Trihapsari terbuai nafsu buta, jilbabnya di bagian depan mulai membasah seiring keringat yang membanjir di lift yang masih berhenti entah di lantai berapa, kukuak lebih lagi vaginanya yang sedikit sedikit membuka menampakan kemerahan bagian dalamnya, kusentil klitorisnya
“Uuuuuuuuuuuh .. Haaan … Burhaaaaaaaaaan .. kaaau aaaaaaaaaaaah .. teruuus “ lenguh wanita berjilbab ini, Annisa Trihapsari sampai mendongak ke atas ketika klitorisnya aku sentil sentil dengan lidahku
“Haaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan “ panggil Annisa Trihapsari dengan meremas penisku dengan sedikit kuat dan tangan kanannya meremas pundakku. Sudah lima menit aku bermain di selakangannya, sesekali tangan kananku bermain dengan susunya yang masih terbungkus rok terusan panjang itu, kekenyalannya terasa menggiurkan bagiku.
“Sudaaah Haaaaaaaaaan .. aaakuu nggak tahaaaaaaaaaaan “ tolak Annisa Trihapsari dengan wajah yang sudah terburu nafsu, kusudahi oral itu di vaginanya, kutarik kepalaku, kemudian aku bersimpuh dengan lututku, kubuka kaitan celana panjangku, kemudian kutarik celana dalamku, sekalian kunaikan celanaku itu agar tidak menutupi penisku.

Annisa Trihapsari memegang kepalanya yang berjilbab itu dengan terpejam erat merasakan nikmatnya dioral di kemaluannya, pelan pelan matanya yang menunduk itu membuka, namun matanya langsung melotot melihat pemandangan sangat indah di depannya, setengah kaget menyaksikan batangku ngaceng dengan keras seolah olah memanggil wanita berjilbab ini menyentuh dan mempermainkan batangku.

“Iiiiiih … gedhe banget punya kamu “ kata Annisa Trihapsari dengan nafas masih ngos ngosan.
“Kulum Mbakyu .. aku sudah oral memekmu “ ajakku dengan menaikan celanaku lebih ke atas, kemudian menarik kepalanya yang berjilbab itu ke selakanganku, Annisa Trihapsari tidak menolak dan langsung membuka mulutnya lebar dan menelan batangku bulat bulat, matanya setengah melotot karena aku menekan dengan kuat sehingga batangku tenggelam sampai tenggorokanya.
Annisa Trihapsari seakan akan protes karena tidak bisa bernafas, tangannya sampai mencengkeram pantatku ingin berontak, kutahan sebentar, namun betotan tangan kirinya di lenganku sampai membuatku melepas tekana di kepalanya yang berjilbab itu.

Lift yang sempit itu menjadi saksi bisu birahi buta kami, pelan pelan kulepas tekanan di kepalanya, jilbab kurapikan ke belakang, Annisa Trihapsari menarik kepalanya, kurasakan gesekan giginya di kulit kejantananku.

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaauh .. ayoo sayaang kulum kontolku .. maninin donk “ rayuku yang disambut dengan pegangan tangan Annisa Trihapsari di batangku, dengan membungkuk itu Annisa Trihapsari kemudian melakukan oral di kontolku

“Mmmmmmmmmmmmmmmmmmhhhhhh “ hanya suara yang keluar dari bibir Annisa Trihapsari itu, jilbabnya yang masih terpasang itu kurapikan pelan pelan, kutahan rasa sensasi nikmat bibir dan lidah Annisa Trihapsari bermain dengan kontolku yang sesak di mulutnya itu.
Batangku keluar masuk mulutnya dengan sedikit cepat

“Teruus Mbaak .. ayoo Mbak Annisa .. kamu suka kontol gedhe khan “ kataku untuk semakin menjerumuskan wanita alim ini agar memperlihatkan sisi kebinalan dan kenakalanya.
Entah sudah berapa menit Annisa Trihapsari melakukan oral di batangku, aku hanya bisa melenguh tak karuan, sesekali mendongak ke atas merasakan nikmat tak terkira akibat sedotan dari mulut Annisa Trihapsari yang kini sudah basah dengan air liur.

“Enaak Mbaak .. Annissaaaaaaaaa aaaaaaaaah .. teruuuuuuuuus aaaaah .. aaakuu pengin memekmu aaaaaaaah “ lenguhku tak karuan, Annisa Trihapsari mengeluarkan batangku kemudian menjilati batangku turun sampai di buah pelirku, kusaksikan batangku menempel ketat di pipinya dan bagian kela penisku menempel di jilbabnya, kutersenyum akhirnya wanita ini takluk dalam birahiku, Annisa Trihapsari semakin agresif bermain dengan batangku

“Kontol kamu besaar .. uuuuuuuh .. gimana bisa masuk memekku “ sahut Annisa Trihapsari dengan mendongak ke atas menunggu tatapanku, kutundukan kepalaku dan tersenyum.
“Kocok batangku .. agar aku bisa cepat muncrat “ ajakku dengan menaikan dagunya itu, kuusap bagian pada jilbabnya. Annisa Trihapsari langsung mengocok batangku pelan pelan
“Yaa .. enaak Mbak Annisa piaawai dolanan kontol .. besar khan Mbakyu ?” rayuku agar membuat wanita ini tidak hanya lupa daratan, tapi juga lupa lautan, udara dan kepolisian, buta asal usul hehe

Kocokan itu semakin lama semakin cepat, membuatku sampai menahan nafasku yang mulai kacau di rungan lift yang sempit itu, kocokan demi kocokan Annisa Trihapsari semakin cepat, apalagi posisi Annisa Trihapsari kini duduk dengan memperlihatkan vaginanya menyembul agak tertutup celana dalamnya yang sudah naik sampai pahanya itu, sesekali vaginanya yang basah itu terlihat dengan jelas membengkak warna merah akibat oralku.

“Mbaaak aaaaaaaaaaah .. dikit lagi .. dikit lagi yaa .. Uuuuuuuuuuuuh “ lenguhku dengan memegang bagian sisi lengannya untuk membantunya menikmati kocokannya itu
“Haan .. aku suka kontolmu .. lebih besar dari Ssuamiku.. ck ck ck .. gedhe banget “ sahut Annisa Trihapsari dengan mengocok batangku, sesekali batangku ditempelkan ke pipinya kadang malah digesek gesek ke jilbabnya.
“Iya Mbaak .. nggak tahan masuk memek Mbak Annisa .. “ sahutku dengan tersenyum
Annisa Trihapsari kembali menjilati batangku, dengan rakus mulutnya kembali membuka dan menelan batangku dan dipermainkan dengan ganas dan rakus, sedotan demi sedotan itu membuat aku semakin ngos ngosan, sampai sampai aku menahan diri agar tidak berteriak.
Suasana semakin panas, birahi kami sudah meninggi

“Mbaak sudaah .. aku coblos memekmuu sekarang “ ajakku dengan menarik jilbabnya, sehingga kepalanya ikut naik agar tidak tercekik.
“Oke Haan .. oke .. aku juga sudah nggak tahaan .. aku nunggi ya Haan .. “ kata Annisa Trihapsari dengan berdiri dan menarik tanganku, Annisa Trihapsari kemudian menarik roknya, aku sendiri langsung menarik celan dalamnya melorot sampai kakinya, kulepas celana dalam itu, aku kemudian meremas pantat besar Annisa Trihapsari itu, kekenyalannya sampai membuatku senang, Annisa Trihapsari sampai menggodaku menggoyang pantatnya

“Sudaah .. tanganmu segera nahan ke dinding pintu .. kaki kananmu .. naik ke sini .. “ ajakku yang di samping sisi dinding sebelah kanan ada semacam pegangan besi sehingga kaki kanan wanita berjilbab itu mengangkang dengan seronoknya, vaginanya yang basah itu kuelus elus dan kemudian aku menjilati lagi membua wanita berjilbab itu merapat ke pintu lift.

“Uuuuuuuuuuuh ssssssssssshh ssssssssssshh .. cepaat sayaaang .. coblos memekku .. aku nggak tahaaaan aaaaaaaaah “ lenguh wanita berjilbab ini dengan suara mendesah penuh kenikmatan.
Dengan Annisa Trihapsari yang merapat ke dinding sampai membuatku bersemangat untuk mengerjai vagina wanita berjilbab ini, kepalanya merapat dengan miring ke dinding dengan menekan di bagian kanan jilbabnya, sesekali merintih dan meringgis keenakan karena aku masih menjilati memek Annisa Trihapsari dengan cara jongkok, apalagi wanita yang terkenal mulai alim dengan berjilbab ini suka juga dengan petualangan seks yang berbahaya.

Kujilati memeknya dengan cara memutarkan kepalaku, kini aku duduk dengan pantatku, dan bagian mulutku menempel di vaginanya, dengan tanganku, kulebarkan lubang vaginanya itu agar memudahkan penisku masuk, apalagi posisi Annisa Trihapsari yang sampai menungging itu luar biasa nikmatnya, matanya terpejam erat, tangan kanannya menekan ke dinding pintu lift itu, sedang tangan kirinya menekan ke jilbabnya, aku semakin nakal dengan mengelus elus pahanya yang mulus itu, apalagi tangan kanannya menahan agar rok terusan itu tidak jatuh menutupi kepalaku. Vagina wanita berjilbab itu sangat basah dan sudah tidak tahan untuk kusodok sodok dari belakang.

“Suuuudaaaaaaaaaaah aaaaaaaaaaaaaaah .. sayaaaaaaaaaaaang daaaaaaaaah aaaaah .. nggak tahaan aaakuu .. segeraaaaa fuck akuuu dari belakaaaaaaaaang .. pleasee “ rengek Annisa Trihapsari dengan tak karuan merasakan rangsangan gelombang birahi akibat elusan tanganku di pahanya itu serta jilatan dan sedotan di bibirku yang kian gemas untuk membuat wanita berjilbab itu ketagihan akan fantasi seks. Kepalaku sampai ditekan oleh Annisa Trihapsari agar tidak berlama lama di vaginanya. Aku kemudian menarik kepalaku dan kemudian berdiri kulepas celanaku, sehingga aku hanya berbaju saja, roknya jatuh ke bawah, Annisa Trihapsari kemudian menarik rok di sebelah kirinya sedang aku menarik bagian sebelah kanan, sampai di bagian pantatnya aku taka rok itu dengan meremas pantat Annisa Trihapsari

“Uuuuuuuh .. sayaaaaang .. kamu benaar benaar nakaaaaal sekali .. awas yaaa “ ungkap Annisa Trihapsari dengan wajah sangat kesal karena aku terlalu lama untuk menusukan batangku.
“Tenang aaaaaaaaaah …. “ kataku menetralisir posisi wanita jilbab yang hendak berubah posisi.
“Kamu aaaaaaaaah . ceeeeepeeeeeeeet .. masukin kontomuu .. aku nggak tahaaaaaaaan “ rengek Annisa Trihapsari kemudian dengan gemas, tangan kirinya kembali merapikan jilbabnya.
Aku kemudian memajukan selakanganku menempel pada pantat Annisa Trihapsari, roknya aku singkapkan lebih ke atas, kutekan lubang yang becek itu dengan kontolku dari belakang, aku agak kesulitan juga, Annisa Trihapsari sampai menunggingkan lagi pantatnya agar batangku mudah masuk, pelan pelan batangku itu mulai masuk, tangan Annisa Trihapsari langung memegang batangku membantu

“Aku bantuu yaa . megang kontolmu .. uuuih .. gedhe banget Han . kapan kapan aku pengin dientotin di rumah sama kamuu .. “ sahut Annisa Trihapsari dengan memalingkan wajahnya dengan tersenyum padaku
Asal ngentotin kamu tetep make jilbab aku mauuu “ kataku untuk membuat wanita berjilbab ini tetap memakai penutup kepala ketika aku menyetubuhinya
“Aaaaah .. jangan deeeh .. pleasee .. nggak baaaik “ tolak Annisa Trihapsari dengan wajah memelas
“Terseraaaaaaaaaah .. pilihan di tangamuuu “ kataku dengan meremas pantat Annisa Trihapsari yang kenyal dan hangat itu.
“Uuuuuuuuuuh .. remesin juga susuku donk “ ajak Annisa Trihapsari dengan menarik tangannya ke belakang dan memegang tanganku kemudian membawanya ke dadanya, kuremas buah dadanya itu dengan lembut

“Teruus Haaan .. lenyapin kontolmuuu .. uuuuuh sakiiit aaaaaaaaaah .. pelaaan nekaannya “ lenguh Annisa Trihapsari dengan merapatkan kepala yang berjilbab warna coklat itu ke pintu lift.
“Aaaaaaaaah ..memekmu benar benaaar rapat, sayaaang .. aku suka sama memekmmu “ kataku pelan di telinganya dengan sambil meremas buah dadanya yang masih dibungkus bra dan rok terusan itu.
Gaya nungging wanita berjilbab itu sungguh membuatku semakin bernafsu, batangku kutarik dan kutekan lagi sampai membuat Annisa Trihapsari menjerit jerit

“Sayaaaaaaang aaaaaaaaaaaaaaaaaaaauuh aaaaaaaaaaaah .. tekaaaaan yaaa .. tariiiiiik .. uuuh sssssssshhhh ssssssssssshhh ssssssssshhh .. sayaaaaaaaaaang enaaaaaaak .. teruuus aaaaaaaaaaah .. pelaaaan .. tahaaaaaaaaan aaaaaaaaaah sayaaaaaang stooop .. aaaaaaaaah stoooooop “ erang Annisa Trihapsari kesakitan karena sesaknya batang ketika hendak menerobos lubang memeknya yang meremas batangku walau baru masuk separo
“Uuuh .. ……. sssssssssssshhh ……..hhhhh “ desisku merasakan jepitan vagina Annisa Trihapsari yang meremas dan memijat batangku baru separo itu, kurasakan vaginanya seolah olah menyedot batangku lebih dalam masuk ke vaginanya.

“Sayaaang .. taaahaan duluu .. pengin merasakan kontooolmuu .. please “ rengek Annisa Trihapsari dengan menarik nafas kemudian menghembuskan lagi, dipejamkan matanya erat erat agar bisa menikmati batangku, kunaikan ekor jilbabnya ke pundaknya itu.
“Sudaaah Haan .. sudaah .. tekaan lagi kontolmuuu tapi pelan aajaaa yaaa .. remes juga susukuuu “ ajak Annisa Trihapsari dengan mengerling nakal padaku sambil tersenyum, matanya dikedipkan pada sehingga aku hanya menanggapi dengan tersenyum dan kutarik batangku dan kutekan dengan kuat membuat Annisa Trihapsari menjerit jerit
“Aaaaaaaaaooh ..aaaaaaaaaaaaaohh ..uuuuuuuuuuh …… aduuuuuuuuuuh ……………….aaaaaaaaaaah …….aaaaaaaaaaaaaaaarrrrrrrrgg .. nnng ngg ngg ssssssssshhh ssssshh sssssssshhh .. “ erang dan desis Annisa Trihapsari tak karuan jilbab di kepalanya itu merapat sampai ke dinding dengan kuat.

“Aaaah .. kamuuu aaaaaaaah .. nakaaaaaal .. jangan hujamin gitu .. sakit taaauuuuuk “ ungkap Annisa Trihapsari dengan mata memejam sangat kuat, kemudian pelan pelan membuka matanya.
“Kurang dikit, sayaaang “ kataku pada wanita berjilbab nan alim muslimah ini dan kuremas buah dadanya dengan lembut, Annisa Trihapsari menikmati remesanku di buah dadanya, kembali ekor jilbab bagian depan itu jatuh kemudian kutangkap, kuremas buah dadanya dengan ekor jilbabnya itu.
“Susumu kenyal, sayaaang .. kapan aku bisa menikmati susumu dengan polos ?” tanyaku dengan gemas.
“Tarik resluting di punggungku sayaaang .. lepasin kaitan braku jugaaa “ sahut Annisa Trihapsari dengan tetap memejam erat itu, aku kemudian menarik resluting bagian atas rok terusan itu, ketika kutarik itu luar biasa mulusnya punggung Annisa Trihapsari, kubuka kaitan bra itu dan akhirnya branya lepas, buah dadanya kemudian merosot ke bawah, tanganku kemudian menarik rok terusan itu agar melebar dan tanganku masuk lalu menggenggam buah dadanya dan kuremas.

Annisa Trihapsari menikmati remasanku yang lembut itu, sesekali kumainkan puntingnya yang agak besar itu. Annisa Trihapsari sampai menggeleng geleng tak karuan merasakan aku meremas buah dadanya, batangku kurang sedikit lagi tenggelam. Kunaikan roknya di bagian pinggang itu dan sampai naik ke buah dadanya, kini Annisa Trihapsari setengah telanjang, bagian buah dada ke bawah polos tanpa busana, kuremas lagi buah dadanya untuk menahan agar roknya tidak jatuh lagi, sedang aku sendiri.

“Sayaaang segeeraa genjot yaaa .. entotin aaakuu “ ajak Annisa Trihapsari dengan semangat dan membuka matanya. Kudesakan batangku sampai membuat Annisa Trihapsari kembali menjerit kecil
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaw .. sssssshh sssssshh .. kontooolmuu sesek dalam memekkku .. sssssshh sssssshh .. yaaaap .. aaaayoo genjot .. ayooo sodok .. goyaaang deeeh .. “ teriak wanita berjilbab ini tidak sabaran.

“Okeee uuuh .. memekmuu aku suka sayaang .. ntar malam ke rumahmu yaa .. kita kencaaan di rumahmuu “ ajakku
“Uuuh . jangan malam ini, sayaaang .. besok pagi .. aaaaaah .. suamiku menunggu di bawah .. cepet sayaang .. takut bang Sutan mencariku ke atas “ kata Annisa Trihapsari dengan suara yang berat itu.
Kupacu penisku keluar masuk vaginanya, Annisa Trihapsari sampai menjerit tak karuan, kuremas ke dua buah dadanya sambil terus menggenjot, penisku terasa seret bahkan sampai membuat batangku terasa sakit, namun aku paksakan terus, beda dengan wanita berjilbab ini, matanya merem melek keenakan mendapatkan sodokanku yang pelan pelan

“Yaaa .. yeees .. ooh yeees .. enaaak, teruuus sayaang uuh .. kontolmuu benaaar menggeseek dinding memekku ..aaaaaaaaaaaaauuh aaaaaaaaaaoh oooh sayaaaang ..aaaaaaaaaauh sssssssshh sssssshhh teruus sayaaang aaaaaaaauh enaaaknya aaaaaaaah ssssssssh sssssssshh .. yaaaa .. teruuus ..ssssssssshhh sssssssssshhh “ desis dan erang Annisa Trihapsari tak karuan, tangan kirinya kembali merapikan jilbabnya sedang tangannya menekan kuat ke dinding pintu lift itu, tubuh kami setengah basah dilanda kringat birahi apalagi suasana di dalam lift itu agak remang remang, listrik juga belum nyala dan lift yang kami tumpagi juga belum bergerak turun.
Kugenjot terus vaginanya itu dengan pelan pelan, batangku semakin lancar, sesekali dengan nakal Annisa Trihapsari menggerakan pantatnya menggoyang

“Kamuu diaaaam duluu .. rasakan goyanganku “ goda Annisa Trihapsari yang berjilbab itu.
“Uuuuuuuuuuuuggggggggghhhhhh “ lenguhku merasakan goyangan memutar pantat Annisa Trihapsari.
“Saayaaang aaah aakuu suka goyangaanmu aaaaaaaaah .. ngeremes kontolkuu aaaaaaaaaaaaaaauuuh aaaaaaaaahh sssssssssssshhhh hhhh “ lenguhku tak karuan
“Enaaaak khan ?” goda Annisa Trihapsari dengan membuka matanya dan kembali mengedipkan matanya manja padaku

“Kamu benar benar nakal, sayaaang .. awas yaa .. ntar malam aku nekad ke rumahmuu “ godaku membuat Annisa Trihapsari menjadi kaget
“Jangan nekad .. pleasee .. bahayaaaaaa “ maki Annisa Trihapsari dengan meringgis keenakan. Genjotan demi genjotan itu semakin santer bunyinya
“Cleeep.. Cleeep.. Cleeep.. Cleeep.. Cleeep.. Cleeep.. Cleeep.. Cleeep.. Cleeep.. Cleeep..”
“Wuih merdu suara gesekan memekku dengan kontooolmuu .. aku suka, sayaaang pleasee .. oke deeh .. ntar malam aku tunggu yaaa .. tapi hati hati deeeh “ kata wanita berjilbab ini mengalah

“Aasyik .. aku pengin bobok denganmu, sayaaang “ kataku dengan senang sambil mempercepat genjotanku. Wanita ini menjerit jerit lagi
“Aaaaaaaaauuh huuuuh .. enaaak, ssssssssshhh sssssshh .. iyaaa .. aaku pengin dikontoli di rumaah .. awas kalo nggak dataaaang “ ancam Annisa Trihapsari dengan mendengus
“Aaaah .. kamu terlalu aaah .. tadi nggak maaau aaaaaaaaauuh ssssh .. sekaraaang malah ngancaaam kudu dataaang .. dasar memek “ makiku gemas
“Haaabiisss aaaaaaaaaauuh aaaaaaaaah sssshhh enaak ssiiiih .. “ sahut Annisa Trihapsari dengan mendesis tak karuan. Jilbabnya semakin basah akan keringat itu, kuremas buah dadanya, kusodok sodok terus vagina Annisa Trihapsari di ruangan lift itu. Aku juga sudah tidak tahan, kupercepat sodokanku maju mundur itu

“Aaayoo sayaang .. nggak taaahaaaaaaaaan aaaaaaaaah “ erang Annisa Trihapsari dengan suara sedikit keras, dengusan, desisan dan erangan kami bersahutan di lift dimana wanita berjilbab ini nungging dan kusodoki dengan kontolku.
Annisa Trihapsari sampai meremas pahaku kuat setengah mencakar, matanya terpejam erat merasakan sodokanku semakin cepat
“Cepeeeet aaaaaah .. maaaaaaau aaaaaaah ssssssssh hh .. sayaaaaaaaaang aaaaaaaaah .. nggak kuaaaaaaaaat “ erang Annisa Trihapsari dengan suara mendesah sedikit keras itu.
Aku juga sudah tidak tahan lagi, kugenjot dengan hujaman kuat dan keras sampai membuat wanita berjilbab itu kepalanya merapat ke dinding, bagian jidatnya menekan pintu lift itu, hujaman demi hujaman itu sampai membuat Annisa Trihapsari mendapatkan orgasme, vaginanya menyempit dengan cepat, tetap kuremas buah dadanya yang montok dan kenyal itu.

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaw “ erang Annisa Trihapsari panjang ketika vaginanya menjepit kontolku dengan kuat, aku tetap menggenjot dengan hujaman demi hujaman kuat, Annisa Trihapsari menegang dengan kaku, matanya eolah terbalik memutih mendapatkan orgasme, dari vaginanya kemudian mengucur cairan panas membasahi batangku, aku juga tidak tahan, Annisa Trihapsari menikmati setiap hujaman batangku dengan keras itu mentok sampai di bagian terdalam vaginanya, Annisa Trihapsari berkelonjotan sehingga aku menahan tubuhnya dengan memegang buah dadanya agar tiak terjerembab, kuhujamkan tiga kali dan kubenamkan dalam dalam batangku, dadaku panas dengan cepat menjalar lewat perut sampai di selakanganku

“Craaaaaaaaaaaaat … craaaaaaaaaaaaaat .. craaaaaaaaaaaaaaaaaaat ..craaaaaaaaaaaaat “
Kutembakan isi buah pelirku dalam serta kubenamkan batangku ludes sampai dalam itu, aku berkelojotan dan kami pelan pelan menggelesot, Annisa Trihapsari menekan ke belakang, aku berusaha kuat menahan bobot tubuku ketika orgasme, ketika sampai lantai, aku memangku Annisa Trihapsari yang menduduki selakanganku, kupeluk wanita berjilbab ini dengan erat dan tetap kupegang buah dadanya.

Kami berdua diam dalam posisi duduk di lantai lift itu, kubisikan kata kata ke telinga Annisa Trihapsari lewat luar jilbabnya
“Kamu hebat, sayaang .. aaakuu sudah nggak sabaran nidurin kamu di rumaaah “ rayuku dengan pelan pelan melepaskan buah dadanya, kemudian mengelus elus pahanya yang mulus itu
Wanita berjilbab itu membuka matanya pelan pelan.
“Iya Haan .. aaah .. nikmat bangeet .. uuh .. memekku basah sekali nih “ sahut Annisa Trihapsari dengan membuka matanya.
“Cabut deeh “ ajakku yang disambut gerakan Annisa Trihapsari hendak berdiri, penisku pelan pelan terserabut dari vagina Annisa Trihapsari, Annisa Trihapsari berdiri sehingga roknya kembali menutupi seluruh tubuhnya, dinaikan roknya dan melihat kemaluannya penuh dengan lendir kental kemudian tersenyum, dilepaskan jilbabnya kemudian mengelap vaginanya dengan jilbab warna coklat itu, kemudian memandangku dengan tersenyum

“Aku lap kontolmu yaaa “ tawar Annisa Trihapsari dengan tanpa permisi mengelap kontolku dengan jilbabnya, dilap di bagian ekor belakang jilbab itu
“Oke deeh .. yuuk kita sudahin .. pake bajumu .. “ ajakku dengan menarik celanaku dan memberikan celana dalam milik wanita berjilbab ini. Annisa Trihapsari tersenyum menerima celana dalamnya itu, aku memakai celanaku dan kemudian membantu Annisa Trihapsari memasang branya yang terlepas, kemudian aku menarik resluting di punggungnya itu.
Kembali jilbabnya di pasang, di bagian belakang terlihat bercak lendir setengah basah. Selesai kami rapi memakai pakaian, Annisa Trihapsari langsung memelukku dan menghujani dengan pagutan mesra, kubalas pagutan itu, Annisa Trihapsari kemudian tersenyum
“Nanti malam yaaa .. “ ajak Annisa Trihapsari tidak tahan lagi
“Oke deh .. tunggu ajaaa .. lewat belakang atau depan masuk rumahmu ?” tanyaku
“Samping ajaa .. ini aku bawa kunci cadangan “ kata Annisa Trihapsari membuka tasnya yang kuambilkan
“Oke deeh .. sip .. “ kataku sambil mencium di dahinya, mendadak lampu menyala kembali dan kami tergoncang kembali, kupeluk Annisa Trihapsari yang memelukku karena ketakutan, pelan pelan lift itu turun dan kami berhenti pada lantai di bawahnya
muka mesum annisa trihapsari

“Kita keluar saja yaa “ ajak Annisa Trihapsari dengan menarik tanganku keluar, kami keluar dengan kurangkul wanita berjilbab ini, Annisa Trihapsari sendiri merangkulkan tangannya di pinggangku, kami hendak berpisah kemudian di lantai bawah, Annisa Trihapsari panik karena badannya masih setengah basah, aku kemudian duduk di kursi ruang tunggu itu, kupeluk tubuhnya agar tenang, kami sampai diam tanpa bicara selama seperempat jam.

“Sayaang “ sapa Annisa Trihapsari dengan memecah kesunyian
“Yaap “ jawabku dengan membuka mataku
“Yuuk aku dah kering .. tapi antar aku ke toilet .. aku takut sendirian “ ajak Annisa Trihapsari dengan menarik tanganku
“Boleh ngintip kamu kencing, sayaaang “ godaku
“Boleeeh “ jawab Annisa Trihapsari dengan tersenyum, kami kemudian masuk ke dalam toilet itu, kusaksikan Annisa Trihapsari membuka roknya kemudian menurunkan celana dalamnya, vaginanya masih memerah, Annisa Trihapsari cuek melihat tingkahku, aku sebenarnya pengin lagi, namun kutahan nafsuku karena sudah menginjak malam. Kami kemudian keluar dari toilet itu, tinggal dua lantai kami turun. Kami berpisah di lantai nomer dua dari bawah itu, kembali Annisa Trihapsari memagut bibirku dan tangannya nakal meremas batangku

“Kutunggu kontolmuu di rumah besok pagi ya, sayaaang “ goda Annisa Trihapsari dengan melepaskan tanganku yang meremas pantatnya, Annisa Trihapsari kemudian meninggalkan aku dengan cepat cepat, sebelum lenyap keluar turun dari tangga tersenyum penuh arti padaku, malah tangannya mengacungkan jari tengahnya padaku. Terlihat di bagian belakang jilbabnya basah karena mengelap selakangan kami yang berlendir itu.

“di hotel aja deh mbakyu… mosok di rumah? kan ada Sutan Djorghi” timpalku
“bang Sutan besok subuh-subuh sudah terbang ke Bali Han… anakku ada di rumah kakek neneknya. besok seharian aku sendirian di rumah” sahut Annisa

“Oke deh “ kataku membalas dengan mengepalkan tanganku, jempolku kususupkan antara telunjuk dan jari tengah, Annisa Trihapsari tertawa terpingkal pingkal. Annisa Trihapsari lenyap turun, aku sengaja make lift lagi. Turun selantai tidak ada masalah, aku keluar dari lantai bawah, di bagian bawah ternyata masih ramai, malah ada yang mengatakan di lantai paling atas masih tertinggal bberapa orang, mataku memandang ku lihat Annisa Trihapsari sudah keluar gedung.
Aku kemudian keluar lagi dari lift dan kemudian turun dengan tangga masuk ke lantai parkir basement, kuambil mobilku kemudian aku keluar, ketika mobilku keluar itu, Annisa Trihapsari hendak menyeberang

Kubuka kaca mobilku.
“Besok pagi ya, sayaang “ sapaku dengan tersenyum
“Oke deeh .. kutunggu kamu han“ jawab Annisa Trihapsari dengan tersenyum, aku kemudian melajukan mobilku, berbelok ke arah blok M,
Terbayang permainan ranjang besok seharian dengan Annisa Trihapsari akan sangat seru!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar